Benarkah Kompor Diatas/dibawah Toilet membuat Rejeki Seret

0
60

Kemarin ditelpon klien langganan sejak tahun 2004. saat Feng Shui karena layout rumah terbatas, salah satu masalah yang ditanyakan letak dapur dibawah toilet.

Karena itu salah satu solusi yang murah dan praktis adalah menggeser posisi kompor tidak tepat dibawah kloset dan bak air/shower, dapur tetap dibawah toilet.

Tahun 2012 klien kembali mengundang untuk feng shui kantor tempat usahanya.

Berikut adalah gambaran dalam bentuk tanya jawab, agar para pembaca bisa memahami konteks solusi lebih baik.

T (tanya): pak Taning masih ingat saya?

J (Jawab): Ya, bagaimana kabarnya?

T: Wah, luar biasa masih ingat, sudah sangat lama, terakhir bertemu 10 tahun lalu.

J: Ya, tentu saja sebagai ahli Feng Shui yang bertanggungjawab, ada membuat record dan memonitor perkembangan kemajuan klien. sehingga tetap mengingat dengan jelas.

T: Usaha selama ini naik turun, terakhir ini semakin buruk. saya diskusi dengan keluarga yang pernah pakai Feng Shui, masalahnya adalah kompor dibawah toilet, karena itu rejeki (api) padam dan menjadi seret.

J: Ha ha ha, jangan mendengar segala ocehan. karena saat seseorang sedang kesulitan ekonomi, pikiran menjadi bimbang, hilang kepercayaan diri, tidak menyaring pandangan orang, dan cenderung mencari-cari jawaban dari kesalahan rumah, sehingga percaya begitu saja kata orang.

T: Jadi bagaimana dong, bolehkah saya memindahkan kompor yang dulu, disarankan pak Taning

J: Ya, boleh saja. mau kemana saja tidak apa, asalkan tidak kena sektor lokasi yang berhubungan dengan salah satu penghuni rumah, maka tidak ada masalah.

Namun problem rejeki sekarang seret, faktornya adalah bukan karena letak kompor.

Sebab fungsi kompor adalah memasak makanan yang mengandung Qi yang sehat bagi penghuni rumah. kalau salah tempat efeknya adalah ke kesehatan anggota keluarga, seperti terkena kanker, keguguran, kesulitan mengandung, dan pikiran tidak tenang (mudah tertipu orang).

Jadi aspek rejeki, adalah permasalahan tidak langsung dari letak kompor yang salah, seperti bila sakit perlu keluar uang berobat, atau kitchen sink salah lokasi adanya pemborosan keuangan.

Bukti dengan logika adalah: ibu dan keluarga sudah tinggal di rumah ini lebih dari 20 tahun, rumah sejak di feng shui sudah lebih dari 18 tahun. seandainya kompor salah yang menyebabkan rejeki seret sejak feng shui tahun 2004, dalam 4-5 tahunan ibu dan keluarga sudah bangkrut total dan rumah ini sudah dijual entah kemana.

Sebaliknya putri yang masih sekolah, sekarang sudah menikah dan sampai menghidupi cucu yang sekarang berusia 10 tahunan.

T: Apa sarannya, agar usaha bisa maju?

J: Ya, kalau tidak pakai feng shui, rumah ini diperbaiki atau dipoles lah. kalau rumah sudah belasan tahun, mulai banyak retak, cat kumal, bagaimana dewa rejeki mau singgah dan memberi rejeki?

Inikan ibarat laki-laki atau gadis karena tidak bersolek, adakah ada lawan jenis yang mau melirik?

Sekali lagi, prinsip hukum universal sebagai manusia, diibaratkan mancing ikan (rejeki), mau dapat ikan kakap umpan cacing paling dapat ikan teri, mestinya kasih umpan ikan kembung barulah bisa dapat ikan kakap, ha ha ha.

Bahasa kasarnya, mau dapat rejeki besar, tetapi karena kuatir mengganggu keuangan, jadi takut berkorban biaya buat bayar feng shui master dan renovasi, hanyalah hidup dengan status quo. tidak kelaparan namun juga tidak ada tabungan, harus berjuang sampai batas usia tiba, selesai cerita.

Tentu saja, sebagai master feng shui autentik, tidak pernah buka mulut duluan, menawarkan feng shui dan menjanjikan akan bisa mengubah nasib, itu sudah salah satu code of conduct dari warisan Budaya Tionghua, kalau klien mau ya jalan, tidak mau stop sampai disini, tetapi tetap dengan beberapa saran mengingat adalah orang yang pernah menjadi klien.

KESIMPULANNYA

Ini adalah tipikal gambaran kehidupan yang sangat umum dimasyarakat.

  1. Ada yang berani berkorban dan juga bertemu dengan penolong/master yang tepat, akhirnya bisa keluar dari lingkaran setan, menjadi free financial
  2. Ada yang mau terima bersih atau pengeluaran biaya yang paling minim, meski bertemu penolong/master yang tepat, hidup dengan kondisi status quo, sampai nasib ba zi berubah baik, atau anak keturunan sukses, atau garis kehidupan berakhir.
  3. Ada yang terima nasib atau bersedia berkorban uang, namun tidak berjodoh bertemu dengan penolong/master yang tepat, kehidupannya juga sama seperti poin b.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

84 − 81 =